The Green City of
Kitakyushu
Terletak di paling
utara pulau Kyushu kota Kitakyushu berpenduduk 980.000 jiwa. Terkenal dengan
kota industry kota Kitakyushu dulunya adalah kota dengan tingkat polutan yang
tinggi. Sejumlah industry besar berdiri di kota ini, seperti TOTO, Mitsubishi
Chemcical Corporation, Yaskawa Electric Corporation, dan pabrik-pabrik besar
penghasil besi, sekelas Nippon Steel, Sumitomo Metals, berdiri di kota ini.
Terletak segaris
antara Tokyo dan Shanghai, Kitakyushu sangat strategis sebagai pintu gerbang
Jepang ke negara-negara Asia. Dengan semboyan “’Toward Becoming an
International and Technological City with Waterfront, Green Environment and
Human Contact.’Untuk mencapai misinya Kota kitakyushu membagi menjadi dua aksi:
1. Berdasar kesepakatan ‘Pan-Yellow Sea
Economic Region’ kota Kitakyushu mencoba mengubah arah struktur ekonominya
secara regional dan pembangunan kotanya berbasis energy terbarukan. (new
generating urban energy).
2. Mentransfer teknologi dan preservasi
lingkungan ke Negara berkembang untuk menjadikan keseimbangan pembangunan
menuju dunia yang lebih baik.
Keseriusan dalam menjalankan misi itu Kota Kitakyushu beberapa
kali di anugrahi penghargaan ‘Global 500 Award’ dari the United Nations
Environment Programme (UNEP) in 1990, ‘UN Local Government Honours’ pada
tahun 1992, Tahun 2000 “Kitakyushu Initiative for a Clean Environment “
diadopsi sebagai bentuk pemerintahan yang mendukun Eco City di beberpa Negara
Asia oleh United Nations Economic and Social Commission for Asia and the
Pacific (ESCAP/MCED), Tahun 2002 Kitakyushu menerima kembali ‘Earth
Summit 2002 Sustainable Development Award’ di Johannesburg Summit, ditahun yang
sama 2002 ‘Kitakyushu Initiative for a Clean Environment’ dan ‘Plan of
Implementation’ of the World Summit on Sustainable Development (WSSD:
Johannesburg Summit) diterima sebagai leading edge initiatives untuk penerpannya pada kota yang akan
membangun misinya sebagai kota berkelanjutan (Sustainable/Eco City).
Pengharagaan itu memberikan gambaran bagiamana kota Kitakyushu dapat menjadi
contoh sebagai Green City di Asia.
From Grey City to Green City
Sebagai bagian dari 4
kota industry terbesar di Jepang Kitakyushu pada tahun 1960 mendapatkan dampak
polusi di seluruh area kotanya, baik itu plolusi udara atau air. Bahkan sungai
terbesar di Kitakyushu, Dokai-Bay, di sebut sebagai “Sea of Death” karena
begitu polutifnya sungai tersebut yang terkontaminasi oleh air buangan limbah
industry.
Seiring dengan waktu
dengan keseriusan pemerintah daerah yang didukung oleh masyarakat setempat
Ktakyushu menjadi kota dengan julukan Green City Model in Asia. Tidak hanya menghilangkan polusi dalam
kotanya saat ini Kota Kitakyushu membangun sumber energy untuk kota dengan
energy terbarukan (Renewable Energy). Butuh waktu 40 tahun lebih untuk
menjadikan Kitakyushu sebagaimana sekarang.
Dari “Grey City” Menuju “Green City”
Sumber: http://www.city.kitakyushu.lg.jp/english/file_0059.html
Setrategi dalam membangun Kota Hijau
Secara umum ada 5
strategi dalam membangun Green City Kitakyushu:
1.
Urban Development
2.
Industrial Development
3.
Human Development
4.
Social Development
5.
Sustainable
Development.
5 strategi ini
mempunyai tujuan:
·
Membangun kemakmuran
masyarakat untuk lintas generasi
·
Pembangunan
infrastruktur industry yang lebih ramah lingkungan
·
Membangun lingkungan
yang lebih ramah untuk orang tua dan anak-anak
·
Membangun jaringan
dengan kota-kota di Asia untuk Kota dengan konsep berkelanjutan (Sustainable
City).
Strategi dan tujuan
ini di ‘implementasikan’ dalam beberapa pembangunan kawasan berkelanjutan dan
pembangunan kotadi Kitakyushu.
Kitakyushu Eco-Town
Sebagai kawasan yang
dibangun dalam kota kitakyushu Eco-Town dipakai sebagai komplek bangunan untuk
penelitian lingkungan dan sebagai bangunan untuk komplek Industri yang
berwawasan lingkungan.
Kitakyushu Research
and Science Park
Kawasan yang dibangun
sebagai pusat penelitian lingkungan dan pengembangan energy terbarukan
(renewable Energy). Dalam kawasan ini 3 Perguruan Tinggi disatukan Kitakyushu
University, Kyushu Institue of Technology dan Waseda University.
Integrated Local
Energy System
Sistem ini menyatukan
beberapa sumber energy terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energy dalam kota.
Sumber energy terbarukan tersebut seperti: Gas Panas Bumi, Panas Matahari,
Angin, dan gelombang laut. Dengan system smart Grid, potensi kebutuhan setiap
sumber energy tersebut dapat dipilih yang paling maksimal dapat menghasilkan
sesuai dengan waktu dan musim secara otomatis.
Penerapan Teknologi Smart Grid Sistem dalam
mengatur RENEWABLE ENERGY SOURCE di Kitakyushu.
Sumber: http://www.city.kitakyushu.lg.jp/english/file_0059.html
Smart Usage of
Industrial Potential energy
Begitu banyaknya
pabrik di Kitakyushu menggugah para engineer untuk menggunakan atau
memanfaatkan buangan energy (waste energy) yang digunakan oleh pabrik-pabrik
tersebut. Pada dasarnya pabrik-pabrik itu menggunakan energiuntuk menjalankan
produksinya, energy yang tidak digunakan seperti energy panas, energy angin
disekitar pabrik dimanfaatkan semaksimalkan untuk menambah energy untuk museum,
kantor pemerintahan disekitar pabrik tersebut.
Memberikan pembelajaran
pada masyarakat dalam hal penghematan energy, adalah dua hal yang mendasari
strategi ini. Disatu sisi memberikan energy terbarukan dilain sisi penghematan
energy diperlukan untuk mencapai eco city secara menyeluruh.
Eco Tourism Industry
Menjadikan kota
sebagai tujuan wisata dan pembelajaran bagi warga dan wisatawan tentang eco
City. Setiap lapisan masyarakat terutama pada sector pendidikan di beri
embelajaran tentang kaidah dan manfaat Eco Tourism Industry, selain itu
industry ini meningkatkan pendapatan kota.
Centre for Sustainable
Development in Asia
Mencanangkan diri
sebagai kota dengan visi misi berkelanjutan dan membuat kota sebagai pusat
pembelajaran keberlanjutan di Asia, dengan menggalang kerjasama dengan beberapa
kota dan universitas di luar Kitakyushu.
Diskusi
Kota adalah bentuk
pemakaian energy yang paling besar dalam skala efektitas pengelolaan. Apabila
kita dapat mengelola pemakaian energy dalam kota kita dapat efektif menghemat
pemakaian energy dalam Negara.
Kota juga merupakan
bentuk wadah komunitas social yang besar dalam skala pengelolaan. Dengan
manajemen yang benar komunitas social kota dapat dipakai sebagai sumber daya
untuk menghasilkan energy dan pengelolaan energy yang efektif.
Dengan kebijakan dan
strategi yang tepat penghematan pemakian energy dapat efektif diterapkan dalam
sebuah kota.
Dan sudah saatnya bagi
arsitek, urban designer atau urban planner energy menjadi isu yang harus ter
‘integrated’ dalam setiap perencanaannya.
Sudah saatnya Saving Energy dan Low Carbon Emissionmenjadi pusat pemikiran manajeman dan
pembentukan kota baru saat ini. Sumber: Sustainable Urban Neighborhood
Referensi:
[1.] Hitsumoto, Reiji,
2002, Strategy
for Growing Environment and Economy Green Frontier Plan to Eco Model City City
of Kitakyushu, Japan, Presentation,
Kitakyushu University.
[2.] ………., Sustainable Urban Neighborhood,
SUNTOOLS, http://www.suntool.net.
[3.] ………., Kitakyushu Eco-Town Plan by the City of Kitakyushu, www.hkip.org.hk/plcc.
[4.] http://www.city.kitakyushu.lg.jp/english/file_0059.html
[5.] http://kitakyushu.iges.or.jp/